Saatnya Untuk Jatuh Cinta Lagi
Saatnya Untuk Jatuh Cinta Lagi
OLEH: Ustadz Dr. Syafiq bin Reza Basalamah, MA
Seiring makin bertambahnya usia pernikahan, kedewasaan dan juga anak, kita makin menyadari..
Bahwa ada hal-hal yang tetap sama, dan ada hal-hal yang tak terelakkan untuk berubah.
Ada hal-hal yang harus diucapkan,
ada yang cukup disimpan dalam hati saja.
Kita pun jadi belajar utk mengartikan makna romantisme itu sendiri sangatlah luas.
Romantis tidak hanya soal bunga, candle light dinner (baik di resto ternama atau yang insidentil karena mati listrik), sekotak cokelat mahal atau kartu ucapan “I Love You” yang sengaja ia tinggalkan di meja sebelum berangkat kerja.
Romantisme tidak cuma soal itu, ternyata.
For some people..
❤ Romantis adalah ketika seorang istri berletih-letih belajar memasak di awal pernikahan mereka, demi menciptakan menu yang disukai suaminya.
Meskipun ia sendiri tidak menyukainya..
❤ Romantis adalah ketika seorang suami telaten merawat istri dan anak-anaknya yang sedang sakit.
Mengambil alih semua tugas rumah tangga yang sanggup ia kerjakan.
❤ Romantis adalah ketika seorang suami dengan sigap mengganti popok si kecil yang terbangun tengah malam, saat sang istri terlelap karena kelelahan.
❤ Romantis adalah saat sepasang suami istri bahu membahu merapikan rumah dan memandikan anak-anak ketika mereka sedang digegas waktu untuk pergi ke majelis ilmu di suatu pagi.
❤ Romantis adalah saat seorang suami membangunkan istrinya untuk shalat malam dengan lembut, dan memerciki wajahnya dengan air ketika matanya masih ingin terpejam.
❤ Romantis adalah kerelaan seorang suami untuk menahan emosi ketika mendapati istrinya tengah marah, berlapang dada untuk memaafkan dan memberi udzur ketika sang istri bersalah..
❤ Romantis adalah ketika seorang suami berkata pada istri tercintanya, “Mencari nafkah itu tanggung jawabku, tugasmu adalah mengurus rumah dan mendidik anak-anak kita..”
❤ Romantis adalah ketika seorang suami meminta sang istri untuk menutup aurat secara sempurna, sebagai bentuk penjagaan atas hartanya yang paling berharga.
❤ Romantis adalah ketika seorang suami atau istri menolak permintaan pasangannya yang tidak sesuai syari’at dengan cara yang penuh hikmah.
Karena cinta tidak berarti selalu menuruti keinginan orang yang dicintainya, terlebih jika keinginannya bertabrakan dengan rambu-rambu syar’i.
Itulah cinta karena Allah yang sejati dan abadi..
❤ Romantis adalah ketika seorang suami menundukkan pandangannya ketika tak sengaja berpapasan dengan lawan jenisnya saat jalan dengan sang istri, dan mengeratkan genggaman tangan mereka lebih erat lagi..
❤ Romantis adalah saat seorang suami bersedia untuk mendengarkan cerita istrinya yang panjang lebar, nggak beraturan dan nggak penting itu sampai tak sengaja ketiduran.
❤ Romantis adalah kesabaran seorang suami ketika sang istri menyambutnya di pintu dalam keadaan kacau balau, belum sempat mandi apalagi berhias, rumah berantakan tak berbentuk dan tak ada makanan tersaji di meja. “Nggak apa, malam ini kita makan di luar yuk..”
❤ Romantis adalah kesediaan seseorang untuk menerima diri pasangannya seutuhnya, lengkap dengan segala kekurangan, kelebihan dan masa lalunya, tanpa banyak mengatur dan meminta.
❤ Romantis adalah saat memandang wajah seseorang yang kita cintai dalam lelapnya setelah seharian penat bekerja.. Dan sejenak menyadari, telah menghabiskan tahun-tahun penuh bahagia bersamanya, seseorang yang Allah pilihkan untuk menemani pahit manis perjalanan ini..
❤ Romantis adalah ketika sepasang suami istri saling mengingatkan dan menguatkan dalam kesabaran dan kebenaran. Karena mereka tidak hanya menginginkan kebersamaan di dunia saja, melainkan hingga ke Jannah-Nya..
❤ Romantis adalah ketika engkau melihat ke dalam matanya di sela-sela obrolan santai kalian, dan menemukan masih ada cinta di sana. Cinta yang sama seperti saat pertama kali bertemu dulu..
❤ Dan ya, romantis adalah saat seorang suami memasangkan helm ke kepala istri tercintanya ketika mereka hendak bepergian dengan motor.
Ternyata banyak hal-hal romantis yang dilakukan pasangan, yang terkadang luput dari perhatian kita. Betapa sering pasangan berbuat baik kepada kita, tapi tak pernah puas kita untuk terus menuntut lagi dan lagi. Bahkan meminta sesuatu di luar kadar kesanggupan pasangan kita.
Astaghfirullah..
Adakah kita seperti itu terhadap istri atau suami kita selama ini? Terlebih-lebih kita, para istri yang tabiatnya adalah sering mengkufuri kebaikan suami..
“Dan aku melihat neraka maka tidak pernah aku melihat pemandangan seperti ini sama sekali, aku melihat kebanyakan penduduknya adalah kaum wanita. Shahabat pun bertanya, ‘Mengapa (demikian) wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam?’ Beliau shalallahu ‘alaihi wassalam menjawab, ‘Karena kekufuran mereka.’ Kemudian ditanya lagi, ‘Apakah mereka kufur kepada Allah?’ Beliau menjawab, ‘Mereka kufur terhadap suami mereka, kufur terhadap kebaikan-kebaikannya. Kalaulah engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka selama waktu yang panjang kemudian dia melihat sesuatu pada dirimu (yang tidak dia sukai) niscaya dia akan berkata: ‘Aku tidak pernah melihat sedikitpun kebaikan pada dirimu.’”(HR. Bukhari no. 105)
Seperti yang dituturkan dalam syair indah berikut ini..
“Kulihat kaum laki-laki memukul istri mereka,
Namun tanganku lumpuh untuk memukul Zainab,
Zainab adalah matahari, sedang wanita lain adalah bintang-bintang..
Jika Zainab muncul, tak akan nampak lagi bintang-bintang..”
(Siyar A’lamin Nubala 4/106)
Banyak sisi baik dari pasangan yang membuat teduh hati ketika kita memandangnya, atau mungkin saat sekadar mengingatnya.
Jujurlah pada diri sendiri..
Pasangan kita saat ini, betapa ia begitu berjasa mendampingi kita sejak bertahun-tahun lamanya.
Dialah tempat kita mencurahkan rasa. Dialah seseorang yang paling mengenal dan mengerti, siapa dan bagaimana kita sesungguhnya, dan memilih untuk tetap tinggal dan terus mencintai kita, setelah semua yang terjadi.
Cinta yang dulu mekar di awal-awal pernikahan, bisa pudar seiring berlalunya waktu. Ia bisa berubah menjadi layu sebelum akhirnya mati dan musnah. Maka rawatlah cinta itu agar selalu berkembang dan terawat. Siramilah perasaan itu dengan hal-hal yang romantis dan penuh makna, namun sederhana…
Sederhanakanlah..
Seperti membukakan pintu mobil untuk istri tercinta bagi yang punya mobil, atau memasangkan helm ke kepalanya ketika hendak bepergian dengan motor.
Atau merapikan anak rambut yang ‘mengintip’ dari balik jilbabnya dengan tatapan penuh kasih sayang.
Ungkapan cinta yang terlihat remeh, kecil dan sepele, tapi penuh makna. Setidaknya bagi dirinya, seseorang yang kita cinta.
Sebentuk romantisme yang sederhana seperti yang tertuang dalam kutipan nasehat singkat ust. Syafiq riza basalamah berikut ini…
“Salah satu wujud romantisme seorang suami kepada istrinya adalah saat ia memasangkan helm ke kepala istrinya ketika hendak bepergian..”