Soal Tambah Utang Setiap Tahun, Begini Alasan Pemerintah Jokowi
Ilustrasi : NET
MUSTANIR.com – Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Mei 2017 tercatat USD 333,6 miliar atau setara Rp 4.430 triliun. Angka ini tumbuh 5,5 persen jika dibanding periode sama tahun lalu (yoy).
Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kemenkeu Hadiyanto mengatakan, pemerintah membutuhkan pembiayaan yang berasal dari utang untuk menutupi keperluan negara yang produktif. Beberapa diantaranya adalah pembangunan infrastruktur, investasi di bidang pendidikan dan kesehatan.
“Kalau utang itu untuk keperluan yang produktif. Produkif itu memiliki value tangible seperti infrastruktur, peningkatan pendidikan, kesehatan dan sebagainya,” ujar Hadiyanto saat ditemui di Gedung DPR MPR, Jakarta, Jumat (21/7).
Hadiyanto mengatakan penambahan utang telah dilakukan karena ada rencana belanja yang besar, sedangkan penerimaan tidak menutup kebutuhan belanja. Namun demikian, kata Hadiyanto, rencana penambahan utang dilakukan dengan pertimbangan yang matang.
“Perencanaan untuk meminjam utang itu jelas basisnya ada belanja yang besar, dengan penerimaan yang tidak memenuhi belanja sehingga memerlukan pembiayaan. Tentu berdasarkan perencanaan yang sudah sangat matang,” pungkasnya. (merdeka.com 21/7/17)
Komentar Mustanir.com
- Beginilah jika negara yang dibangun dengan sistem ekonomi kapitalisme. Hutang akan menjadi salah satu cara utama untuk membangun negara ini.
- Belum lagi dengan hutang itu akan semakin memudahkan intervensi Asing pada negara penghutang. Bisa jadi semua SDA dan Infrastruktur diserahkan ke Asing untuk mengelolanya sebagai jasa balas budi karena sudah memberikan hutang. #FaktanyaDemikian
- Inilah negara yang tidak memiliki kemandirian politik. Maka hutang-hutang itu tidak akan pernah berhenti jika sistemnya masih sistem sekuler-kapitalis yang diterapkan.
- Maka sudah saatnya kita kembali kepada sistem Islam, dan menerapkannya secara kaffah dalam bingkai Khilafah.