Staf Kepresidenan: Gerakan Radikal Setir Isu Ketidakpuasan Masyarakat untuk Tambahkan Populasi
Staf Kepresidenan: Gerakan Radikal Setir Isu Ketidakpuasan Masyarakat untuk Tambahkan Populasi
MUSTANIR.COM, Jakarta – Staf Khusus Kepresidenan Republik Indonesia, Chrisma Aryani Albandjar, mengatakan bahwa kebutuhan gerakan radikal adalah menambah populasi. Salah satunya cara yang digunakan menyetir ketidakpuasan masyarakat.
“Di antara penggalangan populasi dari gerakan radikal adalah bagaimana mereka mampu menyetir ketidakpuasan masyarakat, misal dalam hal provokasi keagamaan,” ungkapnya dalam diskusi bertema ‘Radikalisme dan Sistem Peradilan di Indonesia’ di The Habibi Center, Jakarta Selatan, Kamis (23/3).
Dia mencontohkan, isu pembatasan ibadah yang dialami oleh sebagian masyarakat. Mereka akan memanfaatkan momen seperti ini untuk meraih perhatian dan dukungan. Karena isu seperti ini selalu menjadi sentral.
Chrisma melanjutkan, jika isu tersebut luntur seiring berjalannya waktu, kelompok radikal ini akan mencari fokus lainnya seperti memainkan isu harga cabe misalnya.
“Akan ada isu terus yang dimainkan, karena dalam negara ketidakpuasan itu selalu ada, lalu bagaimana orang-orang yang tidak puas itu bisa masuk ke dalam kelompok radikal, mereka juga memanfaatkan celah hilangnya identitas diri,” ungkapnya.
Kehilangan identitas diri, lanjutnya, adalah ketika seseorang yang dikenal masyarakat atau dalam keluarganya dengan perilaku orang kebanyakan, namun perilaku itu hilang, maka di situ dia kehilangan identitas dirinya.
“Misal ada orang ngaji, dan kemudian dia tidak ngaji, maka orang tuanya bilang, kamu bukan anak saya lagi kalau nggak ngaji, atau semacam itu, maka di sinilah orang-orang radikal menawarkan identitas baru,” ungkapnya.
Baca juga: Staf Kepresidenan Sebut Aksi 411 dan 212 Salah Satu Bentuk Gerakan Radikal
“Misal adalah orang FPI dan HTI. Ada orang-orang yang hanya menampakkan statistik, dan memanfaatkan isu ketidakpuasan dan juga sosio sentrik, atau ingin diakui. Karenanya banyak anak muda yang terbawa gerakan radikal ini,” pungkasnya. (kn/rs)