
Taat Syariat Ciri Pemimpin Hebat
Ilustrasi. Foto: tirto
MUSTANIR.COM – Baru-baru ini KPU menyatakan membatalkan untuk memfasilitasi para Capres dan Cawapres untuk menyampaikan Visi dan Misi kepemimpinan mereka dengan alasan tidak menemukan waktu penyelenggaraan yang pas dan siapa pihak yang akan menyampaikan visi dan misi (kompas.com/05/01).
Visi dan Misi adalah hal penting yang wajib disampaikan oleh para calon pemimpin bangsa dan wajib pula diketahui oleh para calon pemilih. Hal ini dikarenakan visi dan misi adalah hal yang mendasar dan seharusnya akan dijalankan pada saat mereka terpilih sebagai pemimpin negeri ini.
Menurut KBBI Visi adalah cara pandang untuk melihat masa depan, sedangkan Misi adalah usaha-usaha atau cara yang dilakukan untuk mewujudkan pandangan (visi). Dari visi dan misi inilah setidaknya rakyat sebagai calon pemilih dapat melihat apa gerangan gambaran masa depan negeri ini ditangan masing-masing calon pemimpin. Selain itu juga melalui penyampaian tersebut ummat mampu mengkritisi dan menagih kebijakan-kebijakan yang tak sesuai dengan visi dan misi kelak. Jadi amatlah disayangkan jika KPU sebagai penyelenggara pemilihan umum tak mampu menjadi fasilitator penyampaian visi dan misi para calon pemimpin tersebut.
Setidaknya sepanjang tahun 2018 dapat dilihat bagaimana kualitas kepemimpinan di negeri ini. Lihatlah dari sistem dan rezim sekuler menghasilkan kebijakan-kebijakan yang tidak pro rakyat. Bukan rahasia lagi berapa kali negeri ini mengalami kenaikan TDL, BBM, Pajak. Tak terhitung pula kriminalisasi Islam dan ulama di negeri mayoritas muslim ini. Diperparah dengan mesranya penguasa negeri ini pada Asing dan Aseng, terbukti dari kebijakan impor pangan yang besar-besaran serta pembukaan lapangan kerja bagi asing yang membelalakan mata.
Sebagai dien yang kamilan wa syamilan Islam memiliki seperangkat aturan yang komplit untuk ummat ini, tak terkecuali dalam perkara kepemimpinan dan memilih pemimpin. Ini dapat dilihat dari rincinya islam mengatur sifat dan syarat pemimpin (Khalifah) yang akan memimpin ummat. Karakter pemimpin dalam islam setidaknya ada tiga. Pertama, memiliki pribadi yang kuat, yaitu pribadi yang bukan hanya pintar namun cerdas dalam memahami strategi dan konstelasi perpolitikan baik secara lokal maupun internasional, selain itu ia juga harus kuat menggenggam ketaatan pada Allah SWT.
Kedua, taqwa, yaitu pribadi yang tawadhu memiliki ruhiyah yang tinggi serta menjalani kepemimpinannya sebagai amanah dari Allah, menjalankan kebijakan yang tidak bertentangan dengan aturan Allah, berupaya mengantarkan ummat agar memiliki taqwa padaNya. Ketiga, cinta rakyat, yaitu pemimpin yang bukan hanya pandai pencitraan dengan cara blusukan kemana-mana namun nol dalam memihak kepentingan rakyat. Pemimpin harus cinta rakyat yaitu menyayangi rakyatnya atas kecintaan hakiki, mendahulukan kepentingan rakyat di atas kepentingan pribadi, serta ramah dan tidak menyudutkan rakyat atas kegagalan kebijakan yang dilaksanakan. Pemimpin seperti ini akan membuat rakyatnya nyaman dan merasa aman berada di bawah kepemimpinannya.
Dari ‘Auf Ibn Malik, berkata: Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
“Sebaik-baiknya pemimpin kalian ialah orang-orang yang kalian mencintai mereka dan mereka pun mencintai kalian, juga yang kalian mendoakan kebaikan untuk mereka dan mereka pun mendoakan kebaikan untuk kalian. Sedangkan seburuk-buruk pemimpin kalian ialah orang-orang yang kalian membenci mereka dan mereka pun membenci kalian, juga yang kalian melaknat mereka dan mereka pun melaknat kalian” (HR. Muslim)
Pemimpin berkarakter tersebut hanya akan lahir dari rahim Khilafah, dibidani oleh penerapan aturan Islam yang kaffah. Jadi apabila ingin mendapatkan pemimpin hebat jangan memilih yang pandai debat apalagi mendebat aturan Allah, saatnya pilih pemimpin taat yang akan menerapkan syariat dalam satu kepemimpinan ummat. []
Sumber: bukitgagasan.com