Tafsir Mudah Surat Pembuka Al Quran Al Karim
Tafsir Mudah Surat Pembuka Al Quran Al Karim
Allah berfirman :
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ{1} الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ{2} الرَّحْمـنِ الرَّحِيمِ{3} مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ{4} إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ{5} اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ{6} صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ{7}
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
Yang menguasai hari pembalasan.
Hanya kepada Engkau-lah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon pertolongan.
Tunjukilah kami jalan yang lurus.
Yaitu, jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahkan nikmat kepada mereka; bukan, jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.
(Surat al-fatihah ayat 1-7)
Surat ini disebut al-Fatihah yang maknanya adalah pembuka kitab secara tertulis.
Surat ini disebut juga Ummul Kitab (induk al-Qur’an) berdasarkan pendapat Jumhur.
At Tirmidzi telah meriwayatkan dari Abu Hurairah, ia berkata, Rasulullah bersabda,
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ أُمُّ الْقُرْآنِ وَأُمُّ الْكِتَابِ وَالسَّبْعُ الْمَثَانِى
“Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin adalah Ummul Qur’an, Ummul Kitab dan as-Sab’ul Matsaniy (tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang) dan al-Qur’anul ‘azhiim.”
Surat al-Fatihah disebut juga al-Hamdu dan ash shalaah, berdasarkan sabda Rasulullah ketika meriwayatkan dari Rabb-Nya, Dia berfirman,
قَسَمْتُ الصَّلاَةَ بَيْنِى وَبَيْنَ عَبْدِى نِصْفَيْنِ وَلِعَبْدِى مَا سَأَلَ فَإِذَا قَالَ الْعَبْدُ ( الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ). قَالَ اللَّهُ تَعَالَى حَمِدَنِى عَبْدِى
“Aku membagi ash-shalaah antara diri-Ku dan hamba-Ku menjadi dua bagian. Jika seorang hamba mengucapkan Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin, maka Allah berfirman, hamba-Ku telah memuji-Ku.” (HR. Muslim dan lainnya)
Surat al-Fatihah disebut juga ar-Ruqyah berdasarkan hadis Abu Sa’id ketika meruqyah seorang lelaki yang terkena sengatan dengan surat ini, maka Nabi bersabda:
وَمَا يُدْرِيْكَ أَنَّهَا رُقْيَةٌ
“Tidakkah engkau tahu bahwa al-Fatihah itu adalah ruqyah?” (HR. al-Bukhari)
Pembaca yang budiman, Surat ini adalah surat yang paling agung yang terdapat di dalam al-Qur’an. Abu Sa’id Rafi’ bin al-Mu’alla berkata, Rasulullah berkata kepadaku, “’Maukah kamu aku ajari satu surat yang paling agung yang terdapat dalam al-Qur’an sebelum kamu keluar dari masjid?’ Lalu beliau memegang tanganku, dan ketika kami hendak keluar, aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, sesungguhnya Anda telah berkata, ‘Sungguh aku akan mengajarkan kepadamu suatu surat yang paling agung dari al-qur’an.’ Beliaupun bersabda, ‘Alhamdulillahi Rabbil ‘alamin (Surat al-Fatihah) ia adalah as-sab’ul matsaa-niy dan al-Qur’an yang agung yang telah diberikan kepadaku.” (HR. al-Bukhari)
Tafsir Surat
Allah berfirman:
الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Segala puji hanya bagi Allah Tuhan seluruh Alam”
Sanjungan kepada Allah dengan sifat-sifat-Nya di mana semua sifat-Nya merupakan sifat-sifat kesempurnaan. Pujian kepada-Nya atas nikmat-nikmat-Nya, baik yang lahir maupun yang batin, baik diniyyah maupun duniawiyah. Kandungannya adalah perintah dari Allah kepada hamba-hamba-Nya agar memuji-Nya. Dialah semata yang berhak dipuji. Dialah pencipta seluruh makhluk, yang menguasai segala perkara mereka, yang mengayomi seluruh makhluk-Nya dengan nikmat-nikmat-Nya, dan memayungi wali-wali-Nya dengan iman dan amal sholih.
الرَّحْمـنِ الرَّحِيمِ
“Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang”
Ar-Rahman ialah pemilik rahmat umum di mana rahmat-Nya mencakup seluruh makhluk.
Ar-Rahim ialah Maha penyayang kepada orang-orang mukmin. Ini adalah dua nama Allah di antara nama-nama-Nya.
مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ
“Pemilik hari pembalasan”
Hanya Allah semata penguasa Hari Kiamat yang merupakan hari pembalasan atas perbuatan manusia. Dibacanya ayat ini oleh seorang muslim di setiap rakaat shalatnya mengingatkannya kepada hari akhir, mendorongnya untuk bersiap-siap dengan amal sholeh dan menahan diri dari dosa-dosa dan keburukan-keburukan.
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya kepada-Mu-lah kami meminta pertolongan”
Sesungguhnya kami mengkhususkan ibadah hanya kepada-Mu. Kami juga memohon pertolongan hanya kepada-Mu semata dalam segala urusan kami. Segala perkara di tangan-Mu, tidak seorang pun yang memilikinya sekalipun hanya seberat semut hitam. Ayat ini merupakan dalil yang menetapkan bahwa seorang hamba tidak boleh memberikan salah satu bentuk ibadah seperti doa, istighosah (mohon penyelamatan dari kondisi sulit), menyembelih dan thawaf kecuali hanya kepada Allah semata. Ayat ini mengandung obat bagi hati dari ketergantungan kepada selain Allah, dari penyakit riya (pamer), ujub (banga diri) dan takabbur (sombong).
اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
“Tunjukilah kami ke jalan yang lurus”
Tunjukkanlah dan bimbinglah kami, berilah taufik kepada kami sehingga kami mampu meniti jalan yang lurus, teguhkan kami di atasnya sampai kami berjumpa dengan-Mu. Jalan yang lurus adalah Islam, yaitu jalan yang terang yang membawa kepada keridhoan Allah dan Surga-Nya, jalan yang dibawa oleh penutup para Nabi dan Rasul, Muhammad. Tiada jalan menuju kebahagiaan bagi seorang hamba kecuali dengan beristiqomah di atasnya.
صِرَاطَ الَّذِينَ أَنعَمتَ عَلَيهِمْ غَيرِ المَغضُوبِ عَلَيهِمْ وَلاَ الضَّالِّينَ
“Yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat”
Jalan orang-orang yang telah Engkau limpahkan nikmat kepada mereka dari kalangan para nabi, siddiqiin, syuhada dan orang-orang sholeh, mereka adalah orang-orang yang mendapatkan hidayah dan teguh berjalan di atasnya. Janganlah Engkau menjadikan kami termasuk orang-orang yang meniti jalan orang-orang yang dimurkai, yaitu orang-orang yang mengetahui kebenaran namun tidak mengamalkannya, mereka adalah orang-orang Yahudi dan orang-orang yang sejenis dengan mereka. (Dan jangan pula Engkau jadikan kami termasuk-ed) orang-orang yang tersesat, mereka adalah orang-orang yang tidak mengambil petunjuk karena kebodohan sehingga mereka tersesat dari jalan yang lurus. Mereka adalah orang-orang Nashrani dan orang-orang yang mengambil jalan mereka. (Tafsir al-Muyassar/SUMBER)
Pelajaran
Di antara pelajaran yang dapat diambil dari surat ini, yaitu:
1.Sesungguhnya Allah mencintai pujian. Oleh karenanya, Dia memuji diri-Nya dan memerintahkan hambaNya agar memuji-Nya.
2.Di antara nama-nama Allah adalah Ar-Rahman dan ِAr-Rahim, yang keduanya menunjukkan sifat Allah yaitu, Ar-Rahmah (kasih sayang)
3.Penetapan adanya hari pembalasan bagi perbuatan para hamba-Nya.
4.Keharusan peruntukan ibadah hanya kepada Allah semata.
5.Hendaknya seorang hamba senantiasa memohon pertolongan kepada Allah dalam segala urusannya.
6.Hendaknya seorang hamba senantiasa memohon hidayah kepada Allah. Karena, siapa saja yang tidak mendapat hidayah-Nya niscaya ia akan tersesat di dunia dan sengsara di akhirat.
7.Wajibnya menghindarkan diri dari karakter orang-orang yang dimurkai Allah (yaitu orang-orang yang mengetahui kebenaran namun tidak mengamalkannya) dan karakter orang-orang yang sesat (yaitu orang-orang yang tidak mengambil petunjuk Allah dan Rasul-Nya). Wallohu a’lam
Ditulis oleh Amar Abdullah
Referensi
1.Al-Mishbaahu al-Muniir Fii Tahdziibi Tafsiir Ibni Katsiir, Team Ahli Tafsir di Bawah Pengawasan Syaikh Shafiyyurrahman al-Mubarakfuri.
2.Tafsir al-Muyassar, Kumpulan Pakar Tafsir Di Bawah Bimbingan Syaikh Shalih bin Abdul Aziz Alusy Syaikh.
3.Aisar at Tafaa-siir Li Kalaa-mi al-‘Aliyyi al-Kabiir, Jabir bin Musa bin Abdul Qodir bin Jabir Abu Bakr al-Jaza-iri.