Tanda Tanda Kekalahan ISIS Mulai Terlihat
Tanda Tanda Kekalahan ISIS Mulai Terlihat
Mustanir.com – Selama ini banyak kalangan menilai militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) adalah kelompok ekstremis paling menakutkan yang sulit ditaklukkan.
Kekejaman ISIS sudah terkenal di seluruh dunia. Tapi bagi mereka yang berada di garis depan pertempuran, kelompok ISIS justru menunjukkan tanda-tanda kekalahan. Mereka mungkin memang belum bisa langsung dihancurkan, tapi kejatuhannya sudah dimulai.
Apa saja tanda-tanda kekalahan ISIS di Irak dan Suriah itu? Ikuti ulasannya menurut Merdeka.com berikut ini:
Serangan udara pasukan militer Rusia yang dimulai sejak September lalu cukup membuat kelompok ISIS kalang kabut.
Bukan hanya menyasar wilayah-wilayah kekuasaan ISIS di Suriah, serangan udara pasukan Rusia juga menargetkan kilang-kilang minyak dan truk-truk tangki pengangkut minyak yang selama ini jadi sumber pendanaan ISIS.
Dalam cuplikan video yang dirilis oleh Kementerian Pertahanan Rusia bulan lalu, terlihat serangan udara menghantam wilayah kekuasaan ISIS di Idlib, Provinsi Raqqa, tempat kilang minyak dan truk-truk tangki minyak berada. Sedikitnya sekitar 500 truk tangki minyak ISIS hancur dalam serangan itu.
Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Jumat lalu merilis sebuah rekaman yang diduga berisi suara pemimpin mereka Abu Bakar al-Baghdadi.
Dalam rekaman berdurasi 24 menit yang disebar lewat Twitter itu Baghdadi mengakui pasukannya dalam tekanan setelah dibombardir pasukan koalisi Amerika Serikat dan Rusia.
Dalam rekaman suara itu sang khalifah juga mengancam negara Israel.
“Semakin hari kami semakin dekat dengan kalian. Jangan dikira kami melupakan kalian,” ujar Baghdadi, seperti dilansir the Jerusalem Post, Sabtu (27/12).
“Allah menciptakan kaum Yahudi untuk berkumpul di Israel dan perang melawan mereka menjadi lebih mudah. Sudah kewajiban setiap muslim untuk berjihad,” seru Baghdadi.
“Wahai kaum Yahudi, kalian tidak akan nyaman di Palestina. Allah sudah mengumpulkan kalian di Palestina supaya kaum mujahidin bisa segera menyerang kalian dan kalian akan bersembunyi di balik batu dan pepohonan. Palestina akan jadi kuburan kalian,” ujar Baghdadi.
Tikrit, kota yang jadi kampung halaman Saddam Hussein, tadinya dikuasai militan ISIS selama hampir setahun. Tapi April lalu Perdana Menteri Irak Haidar al-Abadi mengunjungi kota itu sambil membawa bendera Irak. Meski di beberapa tempat di sekitar kota itu masih terjadi pertempuran, pusat kota sudah sepenuhnya dikuasai militer Irak, seperti dilansir Vox.com, April lalu.
“Musuh sudah dikalahkan dan seluruh kemampuannya sudah dilumpuhkan,” ujar Menteri Dalam Negeri Muhammad al-Ghabban yang juga sedang berada di kota itu.
Ini adalah kemenangan penting bagi pasukan Irak. Mereka mengalahkan ISIS di kota itu dalam waktu sebulan setelah sebelumnya mencoba beberapa kali tapi gagal.
Tikrit terletak di jalur menuju Kota Mosul, kota terbesar kedua di Irak dan yang kini jadi markas ISIS. Dengan menguasai Tikrit maka pasukan militer Irak bisa terus mendorong ISIS keluar dari Mosul.
Juru bicara militer Irak Muhammad Ibrahim mengatakan pasukan mereka sudah berhasil merebut kembali Kota Ramadi dari kekuasaan kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Setelah bertempur selama berhari-hari pasukan Irak berhasil memukul mundur militan ISIS.
“Wilayah pemerintah sudah kami kuasai sepenuhnya,” kata dia, seperti dilansir stasiun televisi CNN, Senin (28/12).
Dia menambahkan, para militan ISIS yang sebelumnya menggunakan bangunan pemerintah sebagai markas mereka kini sudah melarikan diri atau tewas dalam serangan udara dan pertempuran di darat.
Kota Ramadi yang dihuni mayoritas Arab Sunni di sebelah barat Baghdad jatuh ke tangan ISIS pada Mei lalu.
Pemerintah Irak mengatakan akan mengibarkan bendera di Ramadi sebagai perayaan atas kemenangan itu.
Laporan dari militer Amerika Serikat akhir bulan lalu menyatakan kini tengah terjadi peningkatan jumlah militan yang keluar dari kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Penyebab banyaknya anggota ISIS yang keluar antara lain karena mereka tidak mendapatkan apa yang telah dijanjikan ketika baru direkrut.
Dalam propagandanya ISIS menjanjikan anggota baru akan mendapat gaji tinggi, bermacam fasilitas, termasuk kaum layanan kaum hawa. Namun pada kenyataannya nihil. Mereka bahkan diharuskan mengerjakan banyak hal dan kerap dihukum atau dieksekusi jika membantah, seperti dilansir situs Examiner.com, bulan lalu.
Selain itu banyak juga anggota yang baru direkrut ternyata tidak punya kemampuan berperang dan takut mati. Bulan lalu dilaporkan ada sekitar 90 anggota militan di dekat Kirkuk yang menyerahkan diri kepada pasukan Kurdi.