Dakwah Kita adalah Dakwah Pemikiran dan Politik

MUSTANIR.net – Dakwah pemikiran adalah seruan untuk memahami dan meyakini pemikiran Islam. Memahami hukum-hukum Islam atas berbagai problematika kehidupan manusia.

Dakwah politik adalah seruan untuk menerapkan pemikiran Islam, dan memberlakukan hukum-hukum Islam untuk menyelesaikan berbagai problematika kehidupan manusia.

Keliru besar jika dakwah hanya sebatas seruan pemikiran. Dakwah seperti ini tidak memiliki pengaruh, karena hanya ada di ruang pemikiran tanpa ada implentasi di tengah kehidupan.

Keliru besar jika dakwah hanya sebatas politik. Sebab, dakwah seperti ini hanya akan menyibukkan pengembannya pada perburuan kekuasaan, dan menelantarkan hukum-hukum Islam.

Jadi, dakwah yang benar adalah dakwah pemikiran dan politik. Sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah ﷺ yang terus membina masyarakat dengan pemikiran Islam, dan berjuang untuk memperoleh kekuasan agar dapat menerapkan hukum-hukum Islam.

Jika kita telaah secara seksama, aktivitas dakwah Rasulullah ﷺ terdiri dari 4 agenda, yaitu:

• Pertama, mengedukasi masyarakat (tatsqif jama’i),

• Ke dua, membina kelompok (tatsqif murakaz),

• Ke tiga, menyingkap keburukan penguasa yang membuat rakyat tidak simpatik kepadanya (kasyful khuthath wa dharbul alaqat),

• Ke empat, menjelaskan solusi Islam (tabanni mashalih umat).

Agenda dakwah pertama dan ke dua adalah dakwah yang terkategori pemikiran. Sementara agenda dakwah ke tiga dan ke empat, adalah agenda dakwah yang bersifat politik.

Meskipun demikian, keseluruhannya antara satu agenda dan agenda lainnya, adalah satu kesatuan dakwah pemikiran dan politik. Tidak boleh diutamakan salah satu, dan mengabaikan agenda lainnya.

Hanya saja ketika keliru mendeskripsikan dakwah hanya dengan mengatakan “dakwah kita adalah pemikiran” dan meninggalkan aktivitas politik, maka kita akan terjebak hanya sebatas dakwah nasihat agama dan pemikiran agama, tanpa dapat meraih tujuan untuk menerapkan hukum Islam.

Aktivitas menyingkap keburukan penguasa yang membuat rakyat tidak simpatik kepadanya (kasyful khuthath wa dharbul alaqat) adalah aktivitas politik yang memiliki risiko politik. Aktivitas ini berbeda dengan aktivitas pembinaan yang tidak berisiko atau risikonya lebih rendah.

Namun, meskipun risikonya besar tapi aktivitas menyingkap keburukan penguasa yang membuat rakyat tidak simpatik kepadanya (kasyful khuthath wa dharbul alaqat), tidak boleh ditinggalkan. Karena ini adalah aktivitas tangga menuju kekuasan Islam, untuk menerapkan hukum-hukum Islam.

Walaupun Anda melakukan pembinaan secara serius, memiliki murid ratusan hingga ribuan, namun jika Anda tidak beraktivitas politik, maka seluruh pemikiran yang Anda sampaikan hanya akan menjadi nasihat agama yang menjemukan. Karena pada realitanya, menerapkan pemikiran Islam membutuhkan institusi kekuasan yakni khilafah.

Anda tidak boleh mengatakan dakwah kita adalah dakwah pemikiran, lalu Anda menghindari aktivitas dakwah politik seperti menyingkap keburukan penguasa yang membuat rakyat tidak simpatik kepadanya (kasyful khuthath wa dharbul alaqat). Karena, itu berarti Anda telah menghalangi datangnya kebangkitan Islam, melalui penegakan institusi yang menerapkan pemikiran Islam yakni khilafah.

Anda tidak boleh menghindari aktivitas dakwah politik, lalu mengalihkan dan fokus pada dakwah pemikiran, kemaslahatan, dengan berbagai nasihat dan motivasi. Jika Anda melakukan hal ini, berarti Anda telah melakukan sekularisasi dakwah, mengeluarkan aspek politik dari aktivitas dakwah.

Padahal, dakwah Rasulullah ﷺ jelas bersifat pemikiran dan politik. Pemikiran Islam yang diemban Rasulullah ﷺ hingga akhirnya dapat diterapkan melalui institusi politik saat beliau dibaiat menjadi penguasa daulah Islam di Madinah.

Dan kekuasaan Rasulullah ﷺ tidak diperoleh melainkan di antaranya setelah melalui aktivitas menyingkap keburukan penguasa yang membuat rakyat tidak simpatik kepadanya (kasyful khuthath wa dharbul alaqat). Mengungkap kebobrokan penguasa Quraisy, membongkar makar mereka, dan memutus kepercayaan umat pada sistem dan rezim kekuasan kafir Quraisy. []

Sumber: AK Channel

About Author

Categories