Siswa SMP Dibunuh Hanya Karena Hutang Rp 30 Ribu
Siswa SMP Dibunuh Hanya Karena Hutang Rp 30 Ribu
Mustanir.com – Tersangka pembunuh Garin Nugraha Sunarya (14), AB Maulana (14) mengaku telah merencanakan pembunuhan jauh sebelumnya.
Itu dilakukan karena tersangka kesal terhadap orang tua korban yang telah memarahinya ketika menagih hutang. Pelaku dan korban merupakan teman dekat dan bersekolah di SMPN 2 Jatiwangi kelas IX. Korban tinggal di Desa Leuwenggede Kecamatan Jatiwangi dan tersangka tinggal di Desa/Kecamatan Jatiwangi.
“Saya telah merencanakan sejak lama. Karena saya sakit hati ketika nagih hutang kepada orang tuanya, malah dimarahi,”kata tersangka, AB Maualana ketika ditanya sejumlah wartawan dalam ekspos Satreskrim Polres Majalengka, Jum’at, (17/4/2015) petang.
Menurut tersangka, ia melakukan pembunuhan usai pulang sekolah pada Senin, (13/4/2015) lalu. Saat itu ia bertiga (dirinya, korban, dan Endang Reza) berboncengan menggunakan motor milik Reza menuju Blok Lamping Desa Cieurih Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka.
Sampai di lokasi, ia menyuruh Reza membelikan minuman ke suatu tempat yang jauh jaraknya. Sedangkan dirinya bersama korban menunggu di lokasi.
“Sebelum kejadian saya foto-foto dulu. Dan saya mengajak korban ke areal kebon jambu.Baru setelah teman pergi, dan korban tengah lengah, saya menghantamnya dengan batu berukuran besar pas di belakang kepalanya,” katanya.
Saat korban tersungkur, ia langsung mencabut sebilah pisau yang telah dibawanya di dalam saku celana. Ab menghujamkan pisaunya berulangkali ke seluruh tubuhnya.
“Saat itu saya gorok leher korban kanan dan kirinya. Lalu tusuk kedua matanya, untuk meyakinkan jika korban benar-benar tewas,”katanya dengan tanpa penyesalan.
Tidak lama kemudian, setelah dinyatakan tewas. Tersangka pulang bersama temannya. “Saya bilang ke Endang, kalau korban sudah pulang duluan. Alasanya, untuk menghilangkan curiga,”katanya.
Ia mengaku, membunuh korban karena kesal hutang sebesar Rp 30 ribu yang dipinnjamkannya sejak Februari 2015 belum dibayarkanya. “Saat nagih kepada orang tuanya, malah saya dimarahin. Ketika itulah saya menaruh dendam dan merencanakan pembunuhan,”ujarnya.
Kapolres Majalengka AKBP Suyudi Ario Seto melalui Kasat Reskrim AKP Andhika Fitransyah mengatakan, terungkapnya kasus bermula ketika paman korban melihat berita di facebook Jum’at (17/4/2015) pagi, mengenai pembunuhan tersebut.
Lalu pamannya melaporkan kepada orang tuanya, dan membenarkanya jika itu anaknya. “Baru setelah itu mereka melapor ke aparat desa dan pihak kepolisian,” tukasnya.
Setelah itu, orang tua korban, memberikan penjelasan kepada petugas jika pada Senin lalu, anaknya dibawa kedua temannya AB Maulana dan Endang yang merupakan tetangganya sendiri pergi entah kemana. “Dari situlah korban tidak ditemukan lagi,”ulasnya.
Baru setelah mendapatkan laporan petugas bergerak cepat dan menangkap AB dan Endang di rumahnya masing-masing tanpa perlawanan untuk dimintai keterangan.
“Saat ditangkap AB mengakui telah membunuhnya. Sedangkan Endang tidak mengetahui apa-apa hanya sebatas saksi mata,”tuturnya.
Petugas kepolisian pun terpaksa menggali kembali mayat korban di Desa Cieurih Kecamatan Maja untuk diserahkan kepada keluarga korban.
“Sebelumnya kita sudah sebar mengenai identitas korban ke semua polsek dan Polres di Jawa Barat. Barangkali mayat itu warga di luar Majalengka. Karena tidak ada yang mengenali sampai beberapa hari, sesuai dengan aturan, maka korban harus dimakamkan dimana pertama kali ditemukan,”ujarnya.
Atas kejadian tersebut, kata dia, tersangka AB dijerat pasal 80 ayat 3 UU RI No 35 tahun 2014 perubahan atas UU RI Nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak Jo pasal 351 ayat 3 Subsider Pasal 340 KUHPidana dengan ancaman selama-lamanya 15 tahun penjara.
“Barang bukti yang diamankan satu bilah pisau, satu pasang sandal, satu unit sepeda motor Yamaha Zupiter Z Nopol E 6778 WC, satu potong kaos warna hijau dan satu potong celana jeans,”jelasnya.
Sebelumnya, sesosok remaja tanpa identitas ditemukan tewas di tengah sawah di Desa Cieurih, Kecamatan Maja Kabupaten Majalengka, Selasa, (14/4/2015) dengan leher tergorok.
Selain itu dibagian matanya terdapat luka tusukan benda tajam. Saat ditemukan korban mengenakan celana jeans warna biru dan kaus oblong warna hijau. (kabarmajalengka/adj)
Dampak Ekonomi Kapitalistik
Betapa saat ini nyawa seorang manusia seolah tidak ada harganya, nyawa manusia bahkan lebih murah dari uang yang sesunggunya tak punya harga sama sekali. Inilah permasalahan kita saat ini. Uang telah menjadi sesembahan. Materi saat ini adalah segala-galanya. Standar kebahagiaan adalah materi. Seorang yang tidak punya materi seolah tidak bahagia. Beginilah potret dari kehidupan kapitalistik. Standar kehidupan adalah seberapa banyak materi yang dimiliki. Na’udzubillah.
Wahai kaum Muslimin, kepala kita sudah di rusak oleh pemahaman-pemahaman kapitalisme yang sesungguhnya tidak sesuai dengan fitrah manusia. Mari kembalikan semua permasalahan kepada solusi Islam. Mari kembali kepada Sistem Islam untuk mengatur hidup kita.