Eropa Memiliki Angka Kelahiran Yang Kecil

uni-eropa

Eropa Memiliki Angka Kelahiran Yang Kecil

Mustanir.com – Berdasarkan studi terbaru, angka kematian di Eropa lebih banyak dibanding angka kelahirannya.

Tiga sosiolog Amerika Serikat telah menyelesaikan studi komprehensif di setiap kabupaten di Eropa dan Amerika Serikat.

Mereka menemukan bahwa 58 persen dari 1.391 daerah di Eropa memiliki lebih banyak kematian dibandingkan kelahiran pada dekade pertama abad ke-21 yakni dalam rentang waktu 2000 hingga 2009).

Hasil tersebut lebih banyak dibandingkan dengan hasil di Amerika Serikat yang angka kematiannya hanya 28 persen dari 3.141 kabupaten. Kematian tersebut dapat diakibatkan oleh perang, kelaparan, atau penyebab eksternal lain.

Tiga dari enam negara paling padat penduduknya di Eropa yakni Rusia, Jerman, dan Italia, mengalami penurunan populasi alamiah dari tahun ke tahun. Populasi gabungan dari ketiganya hanya 280 juta orang. Angka tersebut kurang dari sepertiga jumlah seluruh penduduk Eropa yakni 743 juta orang. Sebanyak 17 negara Eropa mengalami penurunan alami jumlah populasi.

Sementara itu, dari 50 negara bagian di Amerika Serikat hanya dua negara yang jumlah populasinya berkurang yakni Virginia Barat dan Maine. Britania Raya mengalami tingkat peningkatan populasi yang lebih stabil. Penelitian terpisah menunjukkan Inggris akan menjadi negara paling padat penduduknya di Uni Eropa pada 2050.

“Penurunan populasi secara alamiah jauh lebih umum di Eropa daripada di Amerika Serikat karena penduduk di sana lebih tua, tingkat kesuburan lebih rendah dan hanya ada sedikit wanita usia subur,” tulis laporan tersebut seperti dilansir dari The Independentbelum lama ini.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memprediksi pada pertengahan 2060 akan ada tambahan 3 miliar orang di negara berkembang. Hanya sembilan negara yakni India, Pakistan, Nigeria, Etiopia, Amerika Serikat, Republik Demokratik Kongo, Tanzania

Komentar Mustanir.com

Fenomena yang menerjang negara-negara maju di dunia ini adalah adanya selisih yang cukup besar antara angka kematian dengan angka kelahiran. Fenomena yang akhirnya menyebabkan negara-negara maju memiliki populasi usia tua yang dominan dibanding usia produktif (muda). Inilah yang biasa disebut sebagai fenomena aging-nation (negara yang menua).
 
Permasalahan negara-negara Eropa ini tidak bisa dihindari dari paradigma kehidupan sosial di kalangan muda mereka. Kalangan muda yang terlanjur hidup dengan paradigma Sekuler-Liberal menganggap bahwa kepentingan laki-laki dan perempuan dalam berpasangan adalah sekedar melampiaskan nafsu syahwat belaka. Akhirnya banyak dari pasangan-pasangan tersebut tidak memiliki visi membentuk keluarga dan memiliki keturunan.
 
Sebagian besar negara-negara Eropa yang sudah memasuki tahap aging nation ini, memiliki PR besar jika ingin memperbaiki fenomena ini. Yakni, membuang paradigma Sekuler-Liberal. Sebab paradigma tersebut yang telah mengubah wajah demografis eropa menjadi negara yang memiliki angka kelahiran yang kecil.

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories