Mengenal Kitab-Kitab Fiqih dalam Madzhab Hanafi (2)

at-tajrid

Mengenal Kitab-Kitab Fiqih dalam Madzhab Hanafi (2)

Kitab berikut merupakan hasil karya seorang ulama ternama yang dikenal dengan Al-Qoduri. Sebuah kitab yang bermazhabkan hanafi. Kitab Al-Tajrid. Kitab fenomenal yang dikategorikan sebagai  kitabfiqih muqorin (fiqih perbandingan mazhab).

Kitab Al-Tajrid karya Abu Al-Husain (w.428H) ini disebut juga sebagai buku ensiklopedia islam terbesar dalam ilmu khilaf (perbedaan perdapat) antar mazhab hanafi dan mazhab syafi’i.

Uraian Kitab

Kitab ini begitu kental dengan nuansa dialog. Di mana imam Al-Qoduri memaparkan persoalan fiqih dari sudut pandang kedua belah mazhab dengan gaya komunikatif. Dengan kemampuan ijtihad yang dimilikinya beliau berusaha menjelaskan persoalan yang diperdebatkan oleh kedua mazhab itu secara adil, dan disertai dengan argumennya masing-masing.

Kitab ini ditulis dalam 12 jilid, yang diawali dengan bab Thaharohdan ditutup dengan bab Adab Al-Qodhi. Adapun ulama mutaakhirin telah mencoba menghimpunnya menjadi 4 jilid besar.

Keistimewaan Kitab

keistimewaan kitab ini adalah gaya bahasanya yang ringan, dan metode penyusunannya yang begitu sistematis, berbeda dengan metode penulisan kitab-kitab pada masa-masa sebelumnya. Kitab ini mengandung muatan ilmiah yang begitu menarik.

Sepanjang pemaparan persoalan di setiap bab dalam kitab ini, Al-Qoduri mencoba menuliskannya dengan gaya bahasa komunikatif. Di mana beliau memulai setiap persoalan dg menyebutkan pendapat mazhab hanafi terlebih dahulu dengan mengatakan [قال أبو حنيفة] qoola Abu Hanifah (berkata Abu Hanifah), atau mengatakan [قال أبو يوسف و محمد] qoola Abu Yusuf wa Muhammad (berkata Abu yusuf dan Muhammad), ataupun tanpa menybutkan nama [قال أصحابنا] qoola Ashhabuna (berkata mazhab kami).

Kemudian, diikuti dengan memaparkan pendapat mazhab Syafi’i dengan mengatakan [قال الشافعي], ataupun  perkataan para imam mazhab syafi’i semisal Al-Muzanni, Al-Marwazi, Al-Isthikhri. Ataupun hanya mengatakan [قال أصحاب الشافعي] qoola ashhab al-Syafi’i (berkata para ulama mazhab Syafi’i).

Setelah itu baru disebutkan satu persatu dalil-dalil yang digunakan oleh kalangan mazhab Hanafi yang dilanjutkan dengan pemaparan dalil-dalil dari kalangan mazhab Syafi’i. Nah, kemudian dijelaskanlah secara tuntas bantahan-bantahan yang terjadi di antara kedua belah mazhab secara dialog. Dan diakhiri dengan tarjih(menguatkan suatu pendapat) kepada mazhab hanafi.

Keunggulan lain dari kitab ini adalah bahasa yang dipakainya sangat ringan dan tidak membingungkan, susunan kalimatnya pun tidak berbeli-belit. Sehingga ketika kita membaca kitab ini, seolah-olah kita tengah menyaksikan secara live dialog tersebut. Sehingga kitab ini tidak membosankan.

Kitab ini dikatakan sebagai kitab terbaik pada masa itu dalam studi komparative mazhab, terutama antara mazhab hanafi dan mazhab syafi’i. Kenapa?

Sebab meskipun dikarang oleh seorang ulama hanafi, kitab Al-Tajrid ini juga kaya dengan muatan dalil-dalil dari kalangan mazhab syafi’i. Dan inilah nilai plus kitab Al-Tajrid ini dibandingkan kitab fiqih muqorin  lain yang ada pada masa itu. Sebut saja kitab Ru us Al-Masail karya imam Al-Zamakhsyari. Di dalam kitabnya tersebut beliau juga menyebutkan pendapat mazhab hanafi dan mazhab syafi’i sambil mengutarakan mahal al-niza’ (titik point perselisihan), namun hanya menyebutkan satu dalil saja dari mazhab hanafi dan satu dalil juga dari mazhab syafi’i, tanpa mentarjih.

Dalam kitab ini kita juga bisa melihat bagaimana kentalnya ushul mazhab hanafi dengan ar-ra’yu (rasioanalitas) dalam beragumen ketimbang kepada nash-nash syar’i, bahkan terkadang mendahulkan rasio ketimbang sunnah. Meskipun demikian, kekuatan hujjah yang mereka gunakan di saat berargumen dengan dalil-dalil syafi’i sangat begitu kuat dan sulit terbantahkan. Dan yang pasti, bahwa ulama mazhab hanafiyah tetap mengagungkan alquran dan al-sunnah sebagai sumber utama dalam syari’at islam, sebagaimana yang diyakini oleh seontara ulama semua mazhab.

Kitab Al-Tajrid ini juga merupakan bukti akan kecerdasan dan kematangan ilmu yang dimiliki Al-Qoduri. Kitab ini ditulis pada tahun 405H dan saat itu Al-Qoduri berusia 42 tahun.

Kitab Al-Tajrid ini ditulis dengan cara imla’ (mendiktekannya kepada orang lain). Dimulai pada tahun 405H, bertepatan dengan hari Minggu, 3 Zulqo’dah.

Historis Penulisan Kitab

Kalau kita lihat dalam kajian historis, kitab ini ditulis pada masa khilafah ‘Abbasiyah kedua, yakni masa abad ke lima Hijriah. Masa yang penuh dengan perseteruan politik intern dalam tubuh umat muslim. Namun situasi ini tidak memberikan pengaruh yang berarti pada dunia keilmuan, karna adanya suport yang besar dari kalangan bangsawan, khalifah, ulama, dan pejabat-pejabat tinggi masa itu untuk terus menekuni dunia keilmuan baik ilmu agama maupun lainnya.

Hanya saja yang patut disayangkan, sebagaimana yang diutarakan oleh Muhammad Ibnu Al-Hasan Al-Hajawi bahwa fiqih pada saat itu (awal abad 5 H) telah memasuki ambang periode penyurutan (thuur Al-Syuyuukhoh), di mana pintu ijtihad mulai tertutup, dan yang berkembang justru taqlid (fanatik) antar ulama fiqih.

Dan pernyataan ini diperkuat dengan fakta bahwa kebanyakan kitab yang lahir pada saat itu hanya berorientasi di seputar tarjih aqwaal antar mazhab. Ulama fiqih Maliki Sa’id ibn Al-Hadad (w. 330 H) berkata –sambil menyayangkan kondisi dunia fiqih pada masanya: “Sesungguhnya faktor terbanyak yang menjadikan masyarakat bersikap taqlid (fanatik) adalah kurang akal dan lemahnya kemauan”.

Sehingga karangan yang paling banyak ditulis oleh fuqoha’ pada masa itu hanya dengan menukil (menyalin ulang) perkataan para pendahulu mereka, ataupun berkutat pada men-syarah(menjelaskan) kitab-kitab fiqih yang sudah ada, lalu meng-ikhtishor(meringkas) nya kembali. Kemudian men-syarah Al-Mukhtashoroh(menjelaskan lagi kitab mukhtashoroh tersebut) dan terakhir men-syarhu Al-Syarhi dan lebih dikenal dengan Hasyiyah.

Dan dari  polemik situasi kajian fiqih saat itu, kita bisa mengatakan bahwa di antara motif yang mendorong ditulisnya kitab Al-Tajrid ini adalah motif taqlid.

Mengenal Penulis

Nama lengkap beliau Ahmad Ibn Muhammad Ibn Ahmad Ibn Ja’far Ibn Hamdan Al-Qoduri. Ulama yang dilahirkan di kota Baghdad pada bulan Rajab tahun 362 H ini, juga mengarang kitab al-mukhtashor,yang lebih akrab dengan sebutan al-kitab, di mana kitab ini sejajar dengan kitab Al-Jami’ Al-Kabir karya Muhammad Bin Al-Hasan Al-Syaibani.

Adapun sebutan Al-Qoduri, ada yang menisbahkannya kepada sebuah desa dekat Baghdad, namun imam Al-Sayuthi dan Al-Sam’ani justru menisbahkannya kepada sebuah nama profesi (alqodur) yang dilakoni salah seorang kakeknya.

Ayahnya seorang ulama sekaligus ahli Hadits. Al-Qoduri menekuni mazhab Hanafi sejak berusia masih belia. Beliau pun menekuni banyak disiplin ilmu syar’i, mulai dari menghafal quran, mempelajari tafsir, hadits, ilmu kalam, fiqih, ushul fiqih dsb, sampai dia mencapai taraf ulama senior mazhab Hanafi di kota Baghdad. Hal ini diakui oleh banyak ulama.

Guru- guru imam Al-Qoduri

Di antara masyayikh yang pernah dijadikan guru oleh imam Al-Qoduri adalah:

  1. Al-Husyabi (294-375)
  2. Abu Bakar Al-Anbari Al-Mukatib (w.381)
  3. Muahammad Bin Yahya Bin Mahdi Al-Jurjani (w.398)

Murid- murid  Imam Al-Qoduri

  1. Abu Bakar bin Ali Tsabit Al-Baghdadi, masyhur dengan sebutan Al-Khatib (392-426)
  2. Qodhi Al-Qudho Abu Abdillah Muahmmad bin Ali bin Muahmmad bin Al-Husain Al-Damighoni Al-Kabir (398-478)
  3. Abdurrahman Bin Muhammad Al-Sarkhosi (w.474)
  4. Al-Mufaddhol bin Mas’ud bin Muahmmad Bin Yahya Bin Abi al-Faraj Al-Tanukhi Al-Faqiih Al-Nahwi (w.442)

Ulama- ulama yang semasa dengannya

  1. Abu Zaid Al-Dabusi Al-Hanafi(w.436), pengarang kitab Ta’sis Al-Nazhar
  2. Abu Ja’far Al-Nasafi Al-Hanafi(w.414), pengarang kitab At-Ta’liqoh fi Al-Khilaf
  3. Abu Ishaq Al-Syirozi Al-Syafi’i (393-476), pengarang kitab Al-Muhadzdzab
  4. Abu Hamid Al-Asfiroini Al-Syafi’i (w.406), guru besar mazhab Syafi’i di Baghdad
  5. Abu Al-Walid Al-Baji Al-Andalusi Al-Maliki (w.474)
  6. Abdullah bin Abi Zaid Al-Qoiruwani Al-Maliki(w.489), pengarang kitab A-Risalah

Karangan-karangan Beliau

  1. Al-Mukhtashor, lebih dikenal dengan sebutan Al-Kitab
  2. Al-Tajrid,
  3. Al-Taqrib Al-Awwal, berbicara tentang khilaf intern antara Abu Hanifah dengan ulama hanafiyah tanpa menyebutkan dalil. Hanya satu jilid.
  4. Al-Taqrib Al-Tsani, berbicara tentang khilaf Abu Hanifah dengan ulama hanafiyah lainnya dengan menyebutkan dalil dari masing-masing ulama. Terdiri beberapa jilid.
  5. Masail Al-Khilaf Baina Al-Hanafain
  6. Adab Al-Qodhi ‘Ala Madzhab Abi Hanifah

Wafatnya Beliau

Imam Al-Qoduri mengakhiri hidupnya pada tanggal 5 Rajab tahun 428 H, pada saat berumur 66 tahun. Beliau pun dimakamkan di jalan Al-Manshur, di kota Baghdad, berdampingan dengan kuburan Abu Bakar Al-Khowarizmi seorang ulama fiqih mazhab Hanafi.

SUMBER

Lihat Juga: Mengenal Kitab-Kitab Fiqih dalam Madzhab Hanafi (1)

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories