Mungkinkah Kebangkrutan Yunani Akibat Anti Simbol Islam?
Mungkinkah Kebangkrutan Yunani Akibat Anti Simbol Islam?
Mustanir.com – Diperkirakan lebih dari 300.000 Muslim yang tinggal di sekitar Athena. Sampai saat ini belum ada masjid resmi. Seperti umat Islam di Italia, Muslim di sini shalat di tempat garasi atau bangunan darurat. Beberapa tahun yang lalu masjid dibakar dengan siraman bensin, dan Athena satu-satunya ibukota Eropa tanpa masjid.
Muslim di Yunani takut merasa sangat takut mengubah garasi atau ruang bawah tanah garasi digunakan untuk shalat. Karena itu, dianggap sebagai tindakan ilegal yang dianggap melanggar hukum, dan selama krisis keuangan Muslim menjadi sasaran kekerasan. Meskipun pelaksanaan pembangunan masjid sudah ada kontraktor yang setuju, tapi mereka menolak mengambil bagian proses penawaran tender pembangunan masjid.
Munculnya kelompok sayap kanan Partai Golden Dawn telah melakukan serangan terhadap Musllim di negeri yang bangkrut itu. Dalam satu insiden lebih dari 100 orang memprotes di luar sebuah masjid darurat, dan mengancam untuk membantai jemaat.
Seorang keturunan Pakistan menjelaskan bagaimana anaknya Shahzad Luqman pergi ke Yunani mencari pekerjaan mendukung kehidupan keluarga. Pekerja asal Pakistan sebagai buruh mulai bekerja pada pukul 03:00. ia disergap dan dibunuh oleh anggota Golden Dawn yang bersumpah bahwa mereka akan membunuh orang asing pertama yang mereka lihat.
Kematian Shahzad Luqman adalah salah satu dari hampir 800 serangan yang didasari rasialisme sejak 2012. Para pelaku pembunuhan atas Shahzad dijatuhi hukuman penjara seumur hidup yang merupakan pertama kali dalam sejarah Yunani. Di mana seorang dihukum atas kejahatan yang bermotif rasis dalam sidang kasus pembunuhan. Menurut sebuah artikel di berita MintPress, pemimpin Partai Golden Dawn Nikolaos Michaloliakos telah didakwa dengan pembunuhan dan pemerasan, dan sejumlah kejahatan lainnya.
Anggota Partai Golden Dawn (Fajar Emas) mengatakan bahwa mereka secara terbuka keberatan dengan pembangunan masjid apapun bentuknya. Pandangan yang juga didukung oleh gereja Ortodoks Yunani. Dalam laporan kepada AFP. Meskipun Gereja Yunani dikritik dengan ide menolak pembangunan masjid tapi beberapa tokoh senior gereja tetap menentang.
Menurut Uskup Seraphim, Yunani harus melestarikan identitasnya “Yunani mengalami lima abad tirani dan kekejaman Islam di bawah pemerintahan Turki dan membangun masjid akan menyinggung para korban (martir) yang membebaskan kita”, tegasnya.
Sikap phobi terhadap Islam tak pernah bisa lepas dari kalangan gereja Yunanni, dan mengatakan bahwa “Kami bukan negara multikultural,” kata Uskup Yunani. “Kami adalah satu bangsa Yunani dan segala sesuatu yang lain adalah penemuan ‘orde baru’ dan Zionisme. Mereka berusaha merusak karakter kita”, tambahnya.
Meskipun ada rencana yang sudah dibuat dengan mengubah barak angkatan laut darurat dijadikan d sebuah masjid, dan pembangun yang sudah siap, namun rencana pembangunan masjid di Athena itu ditunda akibat adanya kecaman dari Partai Golden Dawn.
Muslim Yunani selain tidak memiliki masjid, Muslim Yunani juga tidak tempat pemakaman bagi warganya, sehingga Muslim yang meninggal di Yunani umumnya dikirim kembali ke negara mereka sendiri . Atau dikubur di Western Thrace, di mana banyak kuburan Muslim, yang jarknya hampir 800 km jauhnya, yang sulit dan mahal.
Sebuah laporan di Todays Zaman menjelaskan bagaimana para imam yang memimpin shalat berjamaah di sebuah ruangan shalat, Imam Abdelrahim Abdel-Sayed, mengatakan bahwa, “Saya dapat menyampaikan doa di mana-mana, di rumah, di masjid, di jalan, tapi saya tidak bisa mengubur seorang Muslim yang mati hanya di mana saja” , ungkapnya.
“Tentu saja, ini adalah perjalanan yang sulit dan mahal. Mengirim jenazah ke Thrace Barat, ke pemakaman di Gümülcine, biaya sekitar € 1.400. Dan sebagian besar umat Islam yang tinggal di sini adalah orang-orang yang melarikan diri dari perang dan tidak memiliki uang sebanyak itu. Jadi sebagian besar kita mengumpulkan uang diantara Muslim membiayai pemakaman bagi yang meninggal. Inilah kehidupan Muslim di Yunani. Selain, tidak ada masjid, juga tidak ada tempat pemakaman.
Prosedur proese memandikan, mengkafani, dan menshalatkan dibutuhkan seorang Muslim yang saleh yang telah meninggal umumnya dirawat di ruang doa di Athena, setelah itu perjalanan ke Gümülcine dimulai. Delapan jam perjalanan berakhir di Pemakaman Kahveci di Gumulcine, di mana seorang mufti yang bertugas kemudian mengambil alih prosesi pemakaman.
Meskipun beberapa Muslim yang meninggal di Athena memiliki kontak dengan kedutaan dari negara mereka yang membantu dengan transportasi penguburan jenazah dari rumah sampai ke tampat pemakaman,namun banyak imigran, khususnya yang dari Pakistan, Bangladesh, Somalia dan Suriah jenazah mereka dikirim ke Thrace Barat setelah mereka meninggal, karena kebanyakan dari situasi ekonomi yang sulit yang dihadapi negara mereka.
Bahkan, Abdel-Sayed memberikan catatatan, “Bahkan pemakaman yang beberapa jam dari Athena sangat sulit. Imigran yang menuju ke Yunani dengan perahu kadang-kadang mati dan tenggelam di perairan Yunani. Pada kesempatan ini kita harus siap, karena selalu dihadapkan dengan jenazah imigran yang mati yang jumlahnya enam sampai tujuh jenazah di waktu yang sama, dan harus dimakamkan. Jenazah itu dikirim ke Gümülcine untuk dimakamkan.
“Saya tidak bisa mengatakan betapa sulitnya ini. Kami memandikan jenazah, mengkafani dan menshalatkan di ruang bawah tanah masjid, dan kemudian kita bahkan tidak bisa mengubur jenazah itu mayat tersebut. Kami mengirim mereka ke tempat pemakaman yang sangat jauh Gumulcine”, ucapnya.
Dengan banyak imigran yang datang ke Yunani setelah meninggalkan negara asal mereka, karena perang atau kemiskinan, mereka menghadapi kenyataan pahit bahwa setelah mereka meninggal, mayat mereka mereka dikirim ke tempat pemakaman yang sangat jauh, dan mereka menghadapi kehidupan yang abadi di negeri asing.
Yunani yang beribukota Athena, sekarang bangkrut dan sekarat, tak mampu lagi bangkit, akibat sistem sekuler dan kapitalisme yang menghancurkan kehidupan mereka. Negeri dan kota Athena yang tidak memiliki masjid, dan tempat pemakaman bagi Muslim. Benar-benar negeri yang diazab dan dihancurkan oleh kejahilan mereka. (voaislam/adj)