Proposal Dan Doa Kita Di Bulan Ramadhan

ramadhan_pic

Proposal Dan Doa Kita Di Bulan Ramadhan

Oleh: KH Hafidz Abdurrahman

Memasuki bulan suci Ramadhan 1436 H ini, mari kita renungkan firman Allah SWT, yang secara khusus membahas puasa. Itu terdapat dalam Q.s. al-Baqarah [02]: 183-187. Lengkapnya sebagai berikut:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ [183] أَيَّامًا مَّعْدُودَاتٍ ۚ فَمَن كَانَ مِنكُم مَّرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۚ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ ۖ فَمَن تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُ ۚ وَأَن تَصُومُوا خَيْرٌ لَّكُمْ ۖ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ [184]  شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَن كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِّنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ [185]  وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ ۖ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ ۖ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ [186]  أُحِلَّ لَكُمْ لَيْلَةَ الصِّيَامِ الرَّفَثُ إِلَىٰ نِسَائِكُمْ ۚ هُنَّ لِبَاسٌ لَّكُمْ وَأَنتُمْ لِبَاسٌ لَّهُنَّ ۗ عَلِمَ اللَّهُ أَنَّكُمْ كُنتُمْ تَخْتَانُونَ أَنفُسَكُمْ فَتَابَ عَلَيْكُمْ وَعَفَا عَنكُمْ ۖ فَالْآنَ بَاشِرُوهُنَّ وَابْتَغُوا مَا كَتَبَ اللَّهُ لَكُمْ ۚ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ الْخَيْطُ الْأَبْيَضُ مِنَ الْخَيْطِ الْأَسْوَدِ مِنَ الْفَجْرِ ۖ ثُمَّ أَتِمُّوا الصِّيَامَ إِلَى اللَّيْلِ ۚ وَلَا تُبَاشِرُوهُنَّ وَأَنتُمْ عَاكِفُونَ فِي الْمَسَاجِدِ ۗ تِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ فَلَا تَقْرَبُوهَا ۗ كَذَٰلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ آيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَّقُونَ [187]

“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan kepada kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan kepada orang-orang sebelummu, agar kamu bertakwa [183]. Pada hari-hari tertentu, maka siapa saja di antara kamu yang sakit atau bepergian, maka hendaknya dia mengganti [puasa yang ditinggalkannya] pada hari-hari lain. Adapun bagi yang tidak mampu, maka hendaknya dia membayar fidyah, dengan memberi makan orang miskin. Dan, siapa saja yang hendak mengerjakan kebajikan, tentu itu lebih baik baginya. Dan, kamu berpuasa itu lebih baik bagimu, jika kamu mengetahuinya [184]. Bulan Ramadhan adalah bulan, tempat al-Qur’an diturunkan, sebagai petunjuk dan penjelasan bagi umat manusia, baik berupa petunjuk maupun pembeda [antara yang haq dengan yang batil]. Siapa saja di antara kamu yang menyaksikan bulan itu, hendaknya dia berpuasa. Siapa saja yang sakit atau bepergian, maka dia wajib mengganti pada hari lain. Allah menghendaki kemudakan pada kamu, dan tidak menghendaki kesulitan kepadamu. Hendaknya kamu menyempurnakan bilangannya, dan mengagungkan Allah atas apa yang telah Dia tunjukkan kepadamu, agar kamu bersyukur [185]. Jika hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka [katakanlah] sesungguhnya Aku ini dekat. Aku akan mengabulkan permintaan siapa saja yang meminta, jika dia meminta kepada-Ku. Hendaknya mereka memenuhi seruan-Ku, dan mengimani-Ku, agar mereka selalu dalam kebenaran [186]. Dihalalkan bagimu di malam puasa [Ramadhan] bercampur dengan isteri-isterimu. Mereka adalah pakaian bagimu, dan kamu adalah pakaian bagi mereka. Allah pun Maha Tahu, bahwa kamu tidak kuat menahan nafsumu, maka Dia mengampuni dan memaafkanmu. Sekarang, gaulilah mereka dan carilah apa yang telah Allah tetapkan untukmu. Makan dan minumlah hingga tampak bagimu benang putih dengan benang hitam, yaitu Fajar. Lalu, sempurnakanlah puasamu hingga malam. Janganlah kamu menggauli mereka ketika kamu sedang iktikaf di masjid. Itulah batasan-batasan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Begitulah, Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya kepada umat manusia agar mereka bertakwa. [187]”  

Dari lima ayat di atas, tiga ayat pertama dan satu ayat terakhir, semuanya membahas tentang puasa. Hanya satu ayat, yaitu Q.s. al-Baqarah [02]: 186 yang membahas tentang doa. Itu pun diselipkan oleh Allah SWT di antara ayat-ayat tentang puasa. Pertanyaannya, apa maksudnya ayat tentang doa diselipkan oleh Allah di antara ayat-ayat puasa? Jawabannya, tentu karena kedudukan doa di bulan suci Ramadhan yang luar biasa, sebagaimana kedudukan puasa di bulan Ramadhan.

Kedudukan doa orang yang sedang berpuasa telah dinyatakan dalam hadits Nabi saw. Nabi saw. bersabda:

ثَلَاثَةٌ لَا يُرَدُّ دُعَاؤُهُمْ الْإِمَامُ الْعَادِلُ، وَالصَّائِمُ حَتَّى يُفْطِرَ، وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ يَرْفَعُهَا اللَّهُ فَوْقَ الْغَمَامِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَفْتَحُ لَهَا أَبْوَابَ السَّمَاءِ [رواه أحمد والترمذي، وابن ماجه، وابن حبان ، وابن خزيمة…. قال الترمذي: حديث حسن]

“Tiga orang yang doanya tidak akan ditolak [oleh Allah]. Imam yang adil, orang berpuasa hingga berbuka, dan doa orang yang dizalimi. Allah akan mengangkatnya di atas awan pada Hari Kiamat, dan Dia akan membukakan untuknya pintu-pintu langit.” [Hr. Ahmad, at-Tirmidzi, Ibn Majah, Ibn Hibban, Ibn Huzaimah.. at-Tirmidzi berkomentar, “Hadits Hasan.”]

Terlebih, ketika doa itu dipanjatkan di tempat dan waktu mustajab, kemudian diulang setidaknya tiga kali, maka Allah pun akan mengijabah doanya. Itulah nilai dan kemuliaan berdoa di bulan suci Ramadhan.

Apatah lagi, ketika Allah menetapkan salah satu malam di bulan Ramadhan sebagai Lailatu al-Qadar. Satu malam nilainya lebih baik daripada 1000 bulan [83 tahun], ketika para malaikat dan Jibril turun di malam itu atas izin dari Allah. Ibn Hajar al-Asqalani, dalam kitabnya, Fath al-Bari, mengutip berbagai pandangan ulama’ tentang Lailatu al-Qadar, apa dan kapan? Dari belasan pendapat, pendapat yang paling kuat menyatakan, bahwa Lailatu al-Qadar adalah malam ditetapkannya takdir Allah dalam satu tahun ke depan. Malam itu jatuh di bulan Ramadhan, mulai dari malam pertama hingga terakhir. Terlebih 10 hari terakhir, dan malam-malam ganjil.

Karena itu, memasuki bulan suci Ramadhan 1436 ini, mari kita buat proposal hidup kita selama setahun ke depan. Semoga kita bisa mendapatkan Lailatu al-Qadar, yang di dalamnya Allah tetapkan takdir kita ke depan. Selain nilai amal shalih kita dilipatgandakan oleh Allah SWT, kita pun bisa mengajukan proposal hidup kita, dengan memohon kepada-Nya agar apa yang kita hajatkan di tahun depan Dia kabulkan.

Inilah momentum bagi kita. Semoga kita semua bisa mengisi dan meraih kemuliaan di dalamnya. Akhirnya, saat kita berpisah dengan Ramadhan tahun ini, dosa-dosa kita telah dibakar, ditindih dan dikalahkan oleh amal shalih kita. Sebagaimana sabda Nabi:

إِنَّمَا سُمِيَ رَمَضَانُ لِيُحَرِّقَ الذُّنُوْبَ

“Ramadhan disebut Ramadhan, karena bisa membakar dosa-dosa kita.” [Hr. Ibn Qudamah dalam kitabnya, al-Mughni]

Amin.. ya Mujibas Sailin..

About Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Categories